Saturday, December 14, 2019

Antara Denpasar-Manado (part1) ; start!

Apa yang di pikiran kalian kalau membaca atau mendengar tentang LDR atau LDM? Jauh, sedih, curigaan, dan pasti... Kangen.

Nggak pernah terbayang sama sekali, bahwa Allah akan bagi skenario LdM ini buat kita. Selama ini cuma denger pengalaman tetangga atau temen, dan itu banyak nyeseknya dan kangennya. Sekarang, kita yang harus ngelewatin ini.

Jujur, sampai hari H, detik-detik mau berangkat, aku masih (sok) tegar banget, biasa aja, gak tau kalau si suami. Salaman sama aku aja kayak mau berangkat kantor biasa (sabarin diri sendiri ya) 😌

Eh lah dalah... Pas ayahnya udah pamitan saman tetangga, mau masuk mobil, anak kedua kok bikin drama. Nangis sambil narik tangan ayahnya, minta ikut..... Pemandangannya kayak lagi ngiris bawang, amatan auto pedih. 😭
Anak-anak langsung kuajak masuk, sampai ndalem kukasi es lilin yang udah ku siapin buat ngademin ati mereka. Tapi malah akunya yang nangis gak brenti-brenti 😭😭😭 sampe mereka nyletuk, "ma, ngapain nangis terus?"

Hari-hari selanjutnya bikin aku jadi generasi nunduk, karena gak jauh-jauh dari HP. Kuyakin yang lagi LDM an juga sama. 😄
Anak-anak? Ya pasti ada aja drama-drama yang bikin hati nyesek. Karena mereka memang sangat dekat dengan ayahnya, dan ayahnya sudah berhasil bikin mereka jatuh cinta dan ketergantungan sama ayahnya. Dari anak-anak sering sakit, ngigau manggil ayahnya, Tiba-tiba nangis kangen ayahnya. Subhanallah...
Tapi hikmah baiknya, mereka jadi lebih empati dan mandiri. Mereka tau, begini rasanya gak ada ayahnya. Banyak hal-hal baik yang tumbuh dari diri mereka, yang gak bisa kutulis, cukuplah kami yang tau. Salah satu semangat dari kakak iparku, "sabar dik, ini biar anak-anak makin kuat, biar kayak anak-anaknya TNI." Aku suka kalimat penyemangat, dibandingkan kalimat yang bernada kasihan dan meratap. Karena itu malah jadi bikin kami seperti HP lowbat dan lemot.

Kenapa milih LDM? Kenapa gak ikut aja? Gak takut apa jauh-jauhan bgitu? Dan bla bla bla....Banyak yang nanya begini. Pertimbangan kami, karena pendidikan anak-anak sudah berjalan disini dan sesuai kebutuhan kami. Pertanyaan yang terakhir itu, hmmm... 😁 banyak berdoa, dan serahkan kepada Allah sebaik-baik penjaga. Saling mengingatkan. Kami sama-sama tau, Hari-hari yang kami jalani selama berjauhan itu tidak mudah. Dan yang utama, rasa takut kepada Allah... 

Dan ini kutulis 5 bulan setelah keberangkatannya... 
Semoga slalu dalam penjagaan Allah. 
2000km so far away