Friday, January 30, 2015

Tips weaning with love

Berikut ini Tips dalam PROSES PENYAPIHAN BERTAHAP:

1. Sapih anak dalam keadaan sehat. Hindari saat anak sedang sakit, marah arau sedih, karena akan membuat anak semakin tertekan dan tidak bahagia.

2. Komunikasikan keinginan menyapih dengan pasangan. Penyapihan dapat berjalan lancar bila ada dukungan positif dari suami. Selain itu, berbicaralah pada anak keinginan anda untuk menyapihnya walaupun kemampuan komunikasinya berlum berkembang baik, misal, “Sayang, minum susunya siang ini diganti dengan jus apel ya…. Enak loh jus apelnya, nih mami juga minum….”

3. Penjelasan logis. Jelaskan pada anak secara logis mengapa ia harus berhenti menyusu pada ibunya. Umpamanya, karena anak sudah berusia 2 tahun, sudah pintar makan nasi, buah, sayur dan sebagainya.

4. Bersikap lembut tetapi tegas dan konsisten. Jangan merasa bersalah karena waktu selama 2 tahun sudah lebih dari cukup.

5. Lakukan aktivitas menyenangkan antara ibu dan anak supaya ia tahu bahwa tak mendapat ASI bukan berarti tak dicintai. Alihkan perhatian anak / sibukkan anak dengan hal lain. Bisa dengan membacakan buku ke anak, bermain, bernyanyi, dsb. Hingga anak melupakan saat menyusu.

6. Jangan menawarkan ASI, atau memberikan ASI sebagai jurus ampuh saat anak rewel, terjatuh, atau menangis.

7. Berikan contoh melalui lingkungan sosial anak ataupun buku-buku bacaan yang menggambarkan tentang kemandirian tokoh yang tak lagi menyusu pada ibu.

8. Jangan mengoleskan obat merah/memberi plester/jamu-jamuan pada puting susu. Hal ini dapat menyebabkan keracunan pada anak. Selain itu, dampaknya, anak akan merasa ditolak oleh ibu dan merasa tidak dicintai apalagi jika ibu melakukannya dengan tiba-tiba. Efek panjangnya, anak mengalami kesulitan untuk menjalin interaksi sosial dengan orang lain.

9. Hindari secara tiba-tiba menitipkan anak di rumah neneknya selama berminggu-minggu, atau ke tampat pengasuhan anak setiap hari, karena proses adaptasi anak tidak cepat. Ia butuh waktu untuk merasa nyaman dengan lingkungan barunya, sebab proses penyapihan dengan cara menitipkan ke tempat lain membuat anak merasa tertekan. Ia harus beradaptasi dengan 2 hal sekaligus: kehilangan ASI dan berada pada tempat baru.

10. Jangan menyapih anak dengan mengalihkannya ke benda lain seperti empeng atau botol susu. Meski tidak ada larangan khusus, empeng atau dot berpeluang besar membuat anak jadi “malas makan”. Empeng juga berisiko membuat anak memiliki ikatan emosional yang kuat pada benda tersebut, sehingga kelak akan sulit mengubah kebiasaan mengempengnya. Selain itu bentuk anatomi gigi akan berubah menjadi maju/tonggos.

11. Hindari pemaksaan. Jika anak belum siap, ibu perlu mencari tahu penyebabnya. Mungkin ia sedang sakit atau apakah sikap ibu kurang sabar? Anak yang menolak disapih akan menunjukan reaksi kesal atau marah dengan menangis, rewel, gelisah atau lebih banyak diam.

12. Untuk menghilangkan kebiasaan menyusui sebelum tidur, anda harus memiliki rutinitas sebelum tidur atau tidur siang yang meliputi kegiatan-kegiatan seperti: membaca cerita sebelum tidur, menggosok punggung dan menawarkan susu pengganti ASI, gosok gigi dan piyama. 

13. Jika anak terbangun malam hari untuk minta ASI, usahakan agar ayah yang bangun untuk memberikan air putih dan mengajak kembali anak tidur dengan kata-kata yang lembut atau memberikan pelukan sampai anak tertidur. Bila Ibu yang datang menghampiri buah hati, besar kemungkinan anak akan menangis/merengek-rengek minta ASI.

14. Pegang dan peluk bayi saat anda memberinya susu botol. Cobalah untuk membuat suasana hangat dan nyaman ketika menyusui dengan botol. Jangan menyangga botol di kursi bayi atau membiarkan bayi memegang sendiri dan anda pergi. Ajak ayah, kakek, nenek dan saudara yang lain ikut serta memberi susu botol sehingga bayi dapat berhubungan dengan orang lain dan akan memudahkan anda bila akan meninggalkannya di rumah.

Sumber : facebook, lupa linknya. Maaf