Jarak perkenalan yang hanya beberapa bulan, lamaran yang cukup mendadak dan persiapan pernikahan yang tak sampai sebulan, membuat sedikit kaget dengan status baru yang harus kusandang. Masalah persiapan pernikahan, akan diposting tanggal 9 oktober nanti ya :D
Kembali dengan jabatan baru sebagai istri...
Setelah menikah, aku hijrah ke rumah mertua. Hari-hariku banyak kuhabiskan berdua dengan beliau, jadi aku juga tak begitu mengenal tetangga sekitar. Setelah kos sendiri, barulah kita merasakan pentingnya bersosialisasi, belajar hidup bertetangga. Kebetulan, disini cuma ada 7 kamar dan hanya 3 yang sudah berkeluarga, termasuk kami. Awalnya aku masih kikuk, sebagai penghuni baru, jadi istri rumah tangga, umur paling muda :D bingung bagaimana harus basa basi dengan para tetangga baru. Alhamdulillah, karena banyak anak kecil, jadi adaptasiku berjalan lebih cepat.
Hidup bertetangga, siap dengan segala macam model manusianya. Banyak-banyak toleransinya, kadang perlu banyak basa-basi juga demi kelanggengan hubungan dengan tetangga. Pagi-pagi buta, ada yang hidupin motor kayak lagi di bengkel, kita cuma bisa senyum-senyum kecut karena geregetan. Bagi-bagi makanan, walaupun masih tahap belajar, yang penting kan niatnya :D
Ada yang tiba-tiba jadi orang asing, padahal kemarin-kemarinnya kayak saudara, awalnya sih bingung. Gak enak ati karena kita tetangga, tapi lama-lama ya sudah biarkan saja. Sekedar sedikit tips ya, sama tetangga tuh biasa-biasa saja. Pertemuan kita yang setiap hari kalau gak disikapi dengan bijak, bisa senjata makan tuan. Gak enak banget lah, cuma pisah tembok aja kalau ketemu kayak gak ada yang lewat alias buang muka. Bikin risih... atau sebaliknya, saking akrabnya gak pagi,siang, sore, malem nongkrong melulu di tempat tetangga.:p
Terus, baik-baik jaga hubungan sama tuan rumah, gak usah sok cari muka ataupun acuh banget. Kembali lagi, sekedarnya saja. Sesuatu yang berlebihan itu gak bagus kan...
“Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukanNya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya kalian…” (Qs.An-Nisa’: 36)